Uber langsung bereaksi atas diterapkannya kebijakan larangan bagi imigran yang berasal dari 7 Negara (Iran, Iraq, Libya, Somalia, Sudan, Syria dan Yaman). CEO yang juga merupakan Co Founder Uber, Travis Kalanick bahkan sampai menulis email kepada seluruh Timnya di Uber dan menegaskan bahwa Uber akan memberikan kompensasi khusus bagi para drivernya yang terkena imbas dari kebijakan tersebut.

Pihak Uber sendiri saat ini sudah mulai me-list daftar driver yang diperkirakan terkena langsung dampak dari kebijakan kontroversial tersebut. Maklum saja, cukup banyak dari driver Uber sendiri yang sebetulnya bukan warga Amerika Serikat (AS) melainkan warga pendatang yang mencari peruntungan di AS. Sebagian driver ini berasal dari negara yang termasuk dalam 7 Negara yang di-bannded oleh Pemerintah AS.

Sebelum dikeluarkannya larangan masuk oleh Pemerintah AS, banyak dari driver ini yang mengambil rehat sejenak untuk sekedar pulang ke kampung halamannya masing-masing untuk berjumpa dengan keluarganya. Tentu saja, setelah keluarnya kebijakan kontroversial itu, para  driver ini sekarang tidak bisa lagi kembali ke AS untuk mencari rezeki, paling tidak untuk 90 hari ke depan.

Baru-baru ini, Donald Trump sendiri menegaskan bahwa larangan tersebut hanya untuk 90 hari ke depan, sambil meyakinkan bahwa Negaranya cukup aman untuk kembali dikunjungi. Dia sendiri berjanji akan mengeluarkan Visa ke seluruh negara dan meninjau ulang kebijakan tersebut apabila yakin bahwa AS dalam keadaan aman.

Uber sendiri menegaskan bahwa pihaknya akan men-support drivernya dengan memberikan bantuan secara cuma-cuma selama 90 hari itu untuk memastikan mereka (driver) dan keluarganya memperoleh pendapatan. Sayangnya, Pihak Uber sendiri dalam hal ini belum mengkonfirmasi sepenuhnya tentang timeframe dari kebijakannya ini. Jadi kapan dan berapa banyak yang akan diberikan Uber bagi drivernya selama kebijakan Trump ini berlangsung tentunya masih akan menunggu informasi lebih lanjut.

See also  Kampus Startup Terbesar di Dunia Hasil Kerjasama Dengan Zendesk

Mudah-mudahan saja Management Uber di AS benar-benar merealiasasikan janjinya untuk membantu para drivernya. Bagaimanapun mereka tidak bersalah apa-apa dalam hal ini. Toh, mereka juga tidak pernah meminta dilahirkan dan menjadi warga dari 7 negara yang kebetulan sedang sial itu.

sumber : Techcrunch