Nyata! Berdasar Tes DNA, Amerika Utara hanya Punya 1 Spesies Serigala – Tes DNA terhadap sejumlah serigala di Amerika Utara menunjukan bahwa di Amerika Utara hanya ada 1 spesies serigala, yaitu spesies serigala dari jenis canid: serigala dengan bulu berwarna abu-abu. Informasi tambahan, populasi serigala berbulu merah dan serigala Timur diklaim sebagai spesies serigala yang diambang kepunahan. Dan kedua spesies serigala tersebut sebenarnya hasil kawin campuran antara spesies serigala berbulu abu-abu dan coyote (sejenis anjing hutan). Kedua spesies hasil kawin silang ini mulai ada sejak ratusan tahun lalu.

Temuan ini kemudian dipublikasikan dalam jurnal Science Advances pada Rabu, 27 Juli lalu. Dengan dipublikasikannya jurnal ini, upaya konservasi terhadap spesies-spesies serigala pun mulai digalakkan. Jumlah serigala yang kian hari kian berkurang menjadi pertimbangan utama upaya konservasi ini.

Sejumlah peneliti mengurutkan seluruh genome dari 28 canid, termasuk spesies serigala berbulu abu-abu, serigala Timur, serigala berbulu merah, dan coyote di Amerika Utara. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa spesies serigala berbulu abu-abu dan coyote sebenarnya tak terlalu berbeda secara genetik. Berdasarkan hasil tes DNA, kedua spesies tersebut mungkin menyimpang dari spesies aslinya yang berasal dari Eurasia sekitar 50.000 tahun lalu. Sementara itu, spesies serigala berbulu merah diklaim sebagai spesies serigala asli yang menghuni kawasan Amerika Tenggara, sedang spesies serigala Timur yang menghuni kawasan Great Lakes tak lain adalah serigala hasil kawin campur.

Dilihat dari fisik, serigala berbulu merah terlihat lebih mirip dengan coyote. Sebelum muncul keturunan hasil kawin silang, manusia sering melakukan perburuan terhadap serigala berbulu abu-abu dan secara tidak langsung habitat serigala abu-abu tergantikan oleh serigala “hibrida” berbulu merah yang kemudian serigala  ini pun berbaur dengan coyote. Dari sini lah sejarah munculnya serigala hasil keturunan serigala merah-coyote.

See also  Wanita New Work Ini Menggunakan Deodoran Sebagai Camilannya Sehari-Hari

 Sumber : Livescience