Di awal tahun lalu, para ilmuwan mendapatkan kesuksesan luar biasa ketika berhasil menemukan sebuah tata surya lain selain bumi yang kemungkinan besar dapat ditinggali manusia. Tata surya tersebut juga mempunyai sebuah bintang yang dikitari oleh beberapa planet. Bintang tersebut bernama TRAPPIST-1. Plusnya lagi, tata surya ini letaknya tidak jauh dengan tata surya bumi.

Namun, kegembiraan tersebut lambat laun menyurut karena adanya penelitian dari dua orang ilmuwan yang menyimpulkan bahwa sulit menemukan kehidupan di luar bumi. Menurut salah satu tim ilmuwan tersebut, meskipun bintang TRAPPIST-1 menjadi pusat tatasurya, namun kondisinya cukup “dingin” dan mempunyai radiasi ultraviolet yang kuat. Ini artinya, bintang ini justru akan menghancurkan benda apa pun yang ada di dekatnya, termasuk planet-planet yang mengitarinya.

Tidak hanya itu, planet-planet di sekitar bintang tersebut juga tidak dilengkapi lapisan atmosfer seperti halnya bumi. Dengan demikian, saat sang bintang menghasilkan angin yang panas, maka planet yang ada di sekitar akan hancur seketika. Berbeda halnya dengan bumi yang mempunyai lapisan atmosfer. Meskipun matahari juga menghasilkan angin, namun angin matahari tersebut tidak sampai menghancurkan bumi karena tertahan oleh lapisan atmosfer tersebut. Ini artinya, syarat mutlak sebuah kehidupan dapat ditemukan di luar angkasa adalah adanya lapisan atmosfer. Jadi, kesimpulan sampai saat ini, di luar angkasa masih belum ditemukan adanya kehidupan.

 

Sumber : merdeka.com

See also  Petani-Petani yang Memilih Membunuh Dirinya Sendiri