Pemandangan rutin di tanah lapang dekat persawahan itu adalah berkumpulnya sejumlah kambing dan kerbau makan bersama di meja hidangan hijau seluas mata memandang. Para kerbau diawasi oleh para pengembala di bawah pohon rindang. Ada pun para kambing sudah terbiasa dengan rutinitasnya tanpa pengawasan. Pagi-pagi datang, jelang maghrib kembali ke kandang masing-masing. Rutinitas itu tidak menimbulkan kecurigaan bahwa salah satu dari kambing-kambing itu adalah kambing istana yang sedang ramai dibicarakan.

Keluraga kecil kambing istana berjalan santai di pinggir pagar kebon singkong. Kedu anaknya tersaruk-saruk menyusu mengikuti langkah induknya. Beda dengan kucing yang menyusu sambil tiduran dan butuh kehatangatan. Kambing sudah terbiasa dengan perilaku menyusu seperti itu.

“ Daun singkong itu memang membangkitkan selera makan, tapi jangan coba-coba kamu melompati pagar,Bob. “ Kambing Betina mengingatkan Kambing Jantan

“ Nggak usah diajarin lah,Beb. Aku paham, jangan sampai kita berbuat satu kesalahan kecil yang akan menimbulkan perhatian, “ kata Kambing Jantan setelah menelan ludah melihat daun singkong yang lezat.

“ Bob, kalau kamu mau, kamu boleh ikut bertarung dengan kambing jantan lain untuk mendapatkan betina yang kamu inginkan di musim kawin nanti. “

“ Aku nggak memikirkan itu,Beb. Aku cuma akan bertarung kalau ada kambing jantan lain yang akan mengawanimu. “ Bob, kambing jantan berhenti. Menatap tajam Beb, kambing betina. “ Atau kamu mulai berpikir akan menerima kambing jantan lain mengawinimu? “

“ Tidak,Bob. Aku mulai berpikir, mungkin karena lama tinggal di istana, tercabut dari habitat, kita ini seperti setengah kambing setengah manusia. Kambing tidak mengenal kesetiaan dengan pasangan. Kebanggaan kambing betina adalah dikawini kambing jantan pemenang duel. Tapi kita punya perasaan yang sama. Manusia menyebutnya cinta, kesetiaan, entah apa lah. Sesuatu yang bahkan manusia sulit mengerti seperti cinta diam-diam presiden dengan putri pak Sobri. “

See also  KAMBING ISTANA HILANG

Keduanya terus berjalan di pinggir pagar kebun singkong. Kambing-kambing lain di sekitarnya mungkin punya cerita hidup yang tidak kalah menariknya. Kerbau juga barang kali sama. Tapi manusia melihat hanya rutinitas biasa saja. Kehidupan datar binatang ternak yang sama sekali tidak menarik. Tentu saja manusia dan hewan dipisahkan oleh bahasa. Tapi kambing istana tahu kisah cinta manusia. Naluri kambing yang diperlakukan berlebihan seperti kambing istana itu barangkali yang membedakan dengan kambing pada umumnya

Di istana ada rapat terbatas dihadiri oleh Presiden, Satgas Tim Pencari Kambing ( TPK ) Kepala polisi, Panglima Tentara, Kepala Intelejen Negara, dan Menteri Peternakan. Wapres sedang ada tugas di luar kota.

Rapat sudah separuh jalan. Setelah mendengar seluruh laporan, Presiden nampak semakin gusar. Giliran dia bicara, tapi nampaknya dia sedang berpikir keras.

“ Ada satu hal …” presiden mengantung ucapannya. Berpikir lagi. “ Tuduhan makar itu apa tidak berlebihan? ” Presiden memandang Kepala Polisi. “ Ya, ya saya mengerti. Bukti permulaan yang cukup. Dalam soal makar, itu bagi saya bukan bahasa hukum, tapi politis. Ini soal kambing hilang. “ Presiden berhenti sejanak. Berpikir. Melanjutkan, “ Dari ormas mana tertuduh makar itu? “

Kepala polisi bicara. “ Maaf, Pak Presiden. Kami selalu bekerja berdasarkan hukum. Kami paham politik, tapi darah daging kami adalah hukum. Para tertuduh dari ormas XYZ. Itu bukan singkatan. itu simbol abjad tiga huruf terakhir. Makanya, mereka bergerak terencana dari A sampai Z. Setelah itu mereka tidak mau kompromi sehuruf pun dengan pemerintah. Mereka sempalan dari ormas-ormas radikal yang selama ini kita kenal. Mereka anak-anak muda yang pintar. Mereka menganggap gerakan para orang tua terlalu lamban,penuh basa-basi …”

See also  KAMBING ISTANA HILANG (Episode 7)

Presiden mengangkat tangannya. Kepala polisi menghentikan bicaranya.

“ Anak-anak muda? Sepintar apa mereka sampai berani berencana menggulingkan pemerintah yang sah? Memangnya ini permainan monopoli? “ tanya Presiden, lalu menoleh ke arah Panglima Tentara.

Panglima Tentara membetulkan posisi duduknya. Berdehem, lalu bicara. “ Saya juga berpendapat sama dengan Pak Presiden. Menuduh makar kepada anak muda yang tidak dikenal luas, sepintar apa pun dia, sama saja dengan merendahkan pemerintah. Akan timbul kesan pemerintah lemah. Tentara lemah. Ketakutan dengan anak muda nggak jelas yang dituduh akan menggulingkan pemerintah. Dihubungkan degan urusan kambing pula. Kalau benar mereka akan menggulingkan pemerintah, dengan cara apa? Kalau mereka cuma bicara, cuekin saja, mereka akan malu sendiri. Kalau mereka pakai kekerasan, kita hadapi lebih keras. Biar jelas urusannya. “

Kepala Polisi tahu ke mana arah pembicaraan Panglima. Dia tidak mau dituduh menjadi pahlawan kesiangan bagi negara. Lalu dia menjelaskan panjang lebar sejumlah pasal yang berhubungan dengan makar.

Presiden menyela penjelasan kepala polisi. “ Itu pasal-pasal karet yang mudah ditarik sesuka kita. Ini kedengarannya seperti soal pribadi, tapi saya harus tegaskan, setahun lagi saya akan mencalonkan kembali jadi presiden. Penangkapan anak ingusan dengan tuduhan makar akan menjadi senjata ampuh untuk memberondong saya dalam kampanye nanti. Apalagi ada cerita soal gorong-gorong itu. Memangnya tidak ada istilah lain yang lebih baik? Under ground misalnya? Saya paham, soal terbukti atau tidak itu tergantung kita. Sudahlah, sudah terlanjur. Mau tidak mau kita harus tetap satu suara. Kembali ke soal kambing …”

Menteri Peternakan membetulkan letak duduknya. Sejak tadi dia sudah malas mendengar perdebatan itu. Tapi nampaknya Presiden tidak minta pendapatnya. Presiden melanjutkan ucapannya.

See also  KAMBING ISTANA HILANG (Episode 9)

“ Ada hal yang bapak-bapak tidak tahu soal kemungkinan latar belakang penyebab kambing istana hilang. Saya cuma memberitahukan pada kepala intelejen. “ Presiden menoleh ke arah Kepala Intelejen yang otomatis menganggukan kepala dengan takzim.

“ Saya tidak akan ungkapkan di sini kecurigaan itu.Soalnya menyangkut orang yang sangat dekat dengan saya yang kemungkinan besar bekerja sama dengan orang-orang di lingkaran saya. Saya tidak menuduh bapak-bapak. Bapak-bapak saya undang ke sini, sudah merupakan penegasan soal itu. “

Para peserta rapat mulai menganalisa dalam kepalanya. Siapa orang terdekat di lingkaran Presiden yang tidak diajak rapat? Wapres kah? Bukankah wapres sedang bertugas di luar kota? Kebetulan? Atau?

Jawabannya tunggu saja episode berikutnya

BERSAMBUNG

 

sumber : Balya Nur